Senin, 29 November 2010

siaran radio adalah sebuah awal

banyak yang salah persepsi terhadap dunia penyiar, begitupun saya. menjadi penyiar tida hanya sekedar bisa berbicara, namun diperlukan soft skill terlebih dahulu (soft skill bukan berarti sop kikil yah ). communications skill adalah salah satu soft skill tadi.
banyak yang bisa diperoleh pada saat menjadi seorang penyiar, tidak perlu saya yang menjadi contoh karena banyak contoh yang membuktikan bahwa penyiar adalah steping stone untuk menuju profesi atau keahlian lain dalam dunia pekerjaan.

dunia siaran telah membuat saya berubah pikiran terhadap dunia dan diri saya, bayangkan yang pada awalnya lulusan fakultas hukum kemudian malah jadi penyiar (accident theory), tetapi serta merta karena siaranlah mata hati dan pikiran mulai terbuka bahwa komunikasi adalah jenderal dalam dunia pekerjaan.

karena siaranlah saya mengenal dunia presenter (walau cuma 30 episode lumayanlah), menjadi script writer, MC diberbagai acara (sampai sekarang)  sampai ke presenter TVRI Bandung (top parahyangan) bahkan sampai menjadi dosen untuk mata kuliah public speaking dan broadcast.

dan sekarang karena saya malu terhadap profesi saya maka saya harus menambah keilmuan saya dengan cara menempuh program pasca sarjana komunikasi di UNISBA, walau harus berebut biaya antara susu anak, popok dan biaya lainnya (but i will keep fighting with rock n roll way)